LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SUHU DAN KELEMBABAB


        I.            Pelaksanaan

Hari/Tanggal               : Selasa, 29 Desember 2015

Tempat praktik            : Ruang kelas Higiene 1 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

 

    II.            Tujuan

a.       Mahasiswa terampil menggunakan atau mengoperasionalkan alat

b.      Mahasiswa dapat melakukan pengukuran suha dan kelembaban

c.       Mahasiswa dapat menentukan kriteria suhu dan kelembaban ruang berdasar persyaratan

                       

 III.            Dasar Teori

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Dimana semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis suhu menunjukkan energy yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak baik dalam bentuk perpindahan maupun gerakkan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut (Santoso, 2007).

Kelembaban merupakan konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapa diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut hygrometer yaitu sebuah humidistat digunakan untuk mengukur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah penghawaan lembab (dehumidifier) yang dapat dianalogikan dengan sebuah thermometer dan thermostat untuk suhu udar. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu (Handoko, 1994).

 Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedomanan penyehatan udara dalam ruangan kerja Nilai Ambang Batas (NAB) atau standar untuk temperature ruangan adalah 180C sampai 300C kelembaban udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar antara 40% sampai 60% untuk situasi kerja masih bisa dihadapi oleh tenaga kerja di dalam bekerja sehari-hari dimana tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dan menurut Manuaba suhu nyaman dalam ruangan adalah 220C - 280C.

 

 IV.            Alat dan bahan

a.       Thermohigrometer

b.      Psicrometer

c.       Alat tulis

d.      Stopwatch

 

    V.            Cara Kerja

a.       Thermohigrometer

1)      Menggantungkan alat di tengah ruang

2)      Membiarkan sekitar 10-15 menit

3)      Mencatat suhu dan kelembaban yang tertera pada thermohigrometer

4)      Mengulangi 2-3 kali

5)      Menghitung rata-rata hasil pengukuran

b.      Psicrometer

1)      Membasahi ujung benang sampai pada ujung thermometer basah

2)      Memutar psicrometer hingga benang menjadi basah uap (selama 15 menit)

3)      Membaca suhu pada thermometer basah dan kering

4)      Menambahkan suhu basah dan kering kemudian dibagi 2, sebagai suhu ruang

5)      Mencocokkan dengan grafik suhu-kelembaban

6)      Cara membaca grafik

a)      Menghitung atau mengkonversikan suhu dari thermometer (Celcius) menjadi suhu Fahrenheit (pada grafik)

b)      Suhu kering ditunjukkan pada garis mendatar

c)      Suhu basah pada garis diagonal

d)     Perpotongan antara suhu basah dan kering merupakan kelembaban

e)      Ikuti garis melengkung sehingga diketahui kelembaan

 

 VI.            Hasil kerja

Hari/tanggal    : Selasa, 29 Desember 2015

Waktu             : 10.00-selesai

Lokasi             : Ruang kelas higiene 1

 

A.    Pengukuran menggunakan Thermometer digital

No
Lokasi atau titik pengukuran
Thermohygrometer digital
Kelembaban (%)
Suhu(0C)
1
Di tengah ruang kelas Higiene 1
66,3
31,3
2
Di pojok ruang kelas Higiene 1 antara arah barat dan utara (barat laut)
70,4
31,3
3
Di pojok ruang kelas Higiene 1 antara arah utara dan timur (timur laut)
68,5
31,4
4
Di pojok ruang kelas Higiene 1 antara arah timur dan selatan (tenggara)
68,5
31,4
5
Di pojok ruang kelas Higiene 1 antara arah selatan dan barat (barat daya)
72,1
31,6

 

a.       Rata-rata pengukuran kelembaban dengan Thermohygrometer digital

Diketahui :      kelembaban 1 = 66,3 %

                        kelembaban 2 = 70,4 %

                         kelembaban 3 = 68,5 %

                        kelembaban 4 = 68,5%

                        kelembaban 5 =72,1 %

Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

                        Jawab   :  kelembaban rata-rata

                                                =  kel 1 + kel 2 + kel 3+kel 4+kel 5

                                                    5

                         = 66,3% +70,4 % +68,5 %+68,5%+72,1%

                                                             5

                                                 = 69,16 %

  jadi rata-rata kelembaban udara di ruangan tersebut adalah 69,16  %

 

b.      Rata-rata pengukuran suhu dengan Thermohygrometer digital

     Diketahui : Suhu 1 = 31,30C

                        Suhu 2 = 31,30C

                         Suhu 3 = 31,40C

                        Suhu 4 = 31,40C

                        Suhu 5 = 31,60C

     Ditanya    :  kelembaban rata-rata =..….?

     Jawab       :  kelembaban rata-rata

           

                        =  suhu 1 + suhu 2 + suhu 3+ suhu 4+ suhu5

                                                             5

                        = 31,30C +31,3 0C +31,4 0C+31,40C+31,60C

                                                5

                       

                        = 31,40C

            jadi rata-rata suhu udara di ruangan tersebut adalah 31,4 0C

 

B.     Pengukuran menggunakan Slingpiscrometer

Lokasi/titik pengambilan
Suhu (0C)
Suhu (0F)
RH (%)
SH (grains/lb)
DP (0F)
Basah
Kering
Basah
Kering
1
26
32
78,8
89,6
62
131
75
2
25,5
31,5
77,9
88,7
60
126
74
3
25
31
77
87,8
60
122
72,8
Rata-rata
25,5
31,5
77,9
88,7
60,67
126,33
73,93

                        Keterangan :    RH = Relative humidity (%)

                                                SH = Spesific humidity (grains/lb)

                                                DP = Dew Point (0F)

 

 

VII.            Pembahasan

Dalam pengukuran suhu dan kelembaban kami melakukan pengukuran sebanyak lima kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Hasil pengukuran suhu dan kelembaban di ruang kelas Higiene 1 Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Yogyakarta. Rata-rata hasil pengukuran suhu dan kelembaban dengan menggunakan  Thermohygrometer digital yaitu didapatkan hasil suhu 31,40C dan kelembaban 69,16%.

Sedangkan rata-rata untuk hasil pengukuran suhu dan kelembaban menggunakan slingpsicrometer yaitu didapatkan hasil suhu basah 25,50C dan suhu kering 31,50C, apabila dalam suhu fahrenheit untuk suhu basah 77,90F dan suhu kering 88,70F. Untuk rata-rata kelembaban (RH) yaitu 60,67%, spesific humidity (SH) yaitu 126,33 grains/lb, dan Dew point (DP) 73,930F.

Kelembaban dan suhu tersebut melebihi standar yang ada dimana standar yang ada  Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedomanan penyehatan udara dalam ruangan kerja Nilai Ambang Batas (NAB) atau standar untuk temperature ruangan adalah 180C-300C, kelembaban udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar antara 40%-60%.

Kelembaban udara yang tinggi pada ruangan menyebabkan suasana dalam ruangan lembab. Hal ini kemungkinan terjadi karena tidak adanya sirkulasi udara yang baik, dengan kelembaban yang tinggi akan memudahkan bakteri dan jamur untuk berkembang biak, sehingga dapat menyebabkan dinding kelihatan kotor, lebih mudah terserang penyakit dan rusaknya barang-barang elektronik, karena bagian dalamnya ditumbuhi jamur. Kelembaban yang tinggi pada  ruangan ini dapat diatasi dengan menghidupkan AC dan kapur serap air yang akan menyerap uap air yang ada di udara. Tingkat kelembaban di ruangan dapat disebabkan oleh ketinggian tempat, kerapatan udara, radiasi matahari, angin dan suhu (Anonymous,2008).

 

VIII.            Kesimpulan dan saran

a.       Kesimpulan

1.   Alat yang digunakan dalam praktikum pengukuran suhu dan kelembaban udara dengan hygrometer dan slingpsicrometer

2.   Dalam praktikum pastikan titik pengukuran. Semakin banyak titik pengukuran,maka hasil yang didapatkan akan lebih akurat. Hasil yang didapatkan dalam pengukuran yaitu suhu dan kelembaban dengan menggunakan  Thermohygrometer digital yaitu didapatkan hasil suhu 31,40C dan kelembaban 69,16%. Sedangkan bila menggunakan slingpsicrometer didapatkan hasil hasil suhu basah 25,50C dan suhu kering 31,50C, apabila dalam suhu fahrenheit untuk suhu basah 77,90F dan suhu kering 88,70F. Untuk rata-rata kelembaban (RH) yaitu 60,67%, spesific humidity (SH) yaitu 126,33 grains/lb, dan Dew point (DP) 73,930F.

3.      Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Nomor:1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang pedomanan penyehatan udara dalam ruangan kerja Nilai Ambang Batas (NAB) atau standar untuk kelembaban udara dalam ruangan kerja yaitu berkisar 40%-60%. Sedangkan suhu  180C sampai 300C. hasil pengukuran kelembaban melebihi standar, dan hasil pengukuran suhu dengan hygrometer manual melebihi standar yang ada. Sehingga kelembaban udara dalam ruangan kelas higiene 1 Jurusan kesehatan Lingkungan  Poltekkes Yogyakarta memiliki suhu  kelembaban yang tinggi.

4.      Kelembaban udara yang tinggi pada ruangan menyebabkan suasana dalam ruangan lembab. Hal ini kemungkinan terjadi karena tidak adanya sirkulasi udara yang baik, dengan kelembaban yang tinggi akan memudahkan bakteri dan jamur untuk berkembang biak, sehingga dapat menyebabkan dinding kelihatan kotor, lebih mudah terserang penyakit dan rusaknya barang-barang elektronik, karena bagian dalamnya ditumbuhi jamur.

5.      Kelembaban yang tinggi pada  ruangan ini dapat diatasi dengan menghidupkan AC dan kapur serap air yang akan menyerap uap air yang ada di udara. Tingkat kelembaban di ruangan dapat disebabkan oleh ketinggian tempat, kerapatan udara, radiasi matahari, angin dan suhu (Anonymous,2008).

b.      SARAN

·         Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya mahasiswa memahami cara penggunaan Thermohygrometer dan slingpsicrometer, pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan minimal 2 titik  tergantung luas ruangan dan berhati-hati.

·         Sebaiknya suhu dalam ruangan diatur agar kelembaban udara tidak melebihi standar yang ada dan memiliki ventilasi dalam ruangan.

·         Alat diperbaruhi atau selalu dikalibrasi agar hasil lebih akurat

·         Untuk menurunkan suhu dan kelembaban ruangan kelas higiene 1 yang tinggi, fasilitas berupa ventilasi, jendela atau air conditioner (AC) untuk diperbanyak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Menggunakan Soundlevel meter

MAKALAH ETIKA PROFESI